PENYAKIT BUSUK LUNAK
(Erwinia carotovora pv.
carotovora (Jones) Dye.)
PADA TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)
MAKALAH
Oleh :
JAMSON H T
110301040
AGROEKOTEKNOLOGI
1
LABORATORIUM
DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN SUB PENYAKIT
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
PENYAKIT BUSUK LUNAK
(Erwinia carotovora pv.
carotovora (Jones) Dye.)
PADA TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)
MAKALAH
Oleh :
JAMSON H T
110301040
AGROEKOTEKNOLOGI
1
Makalah Sebagai
Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti
Praktikal Tes di
Laboratorium Dasar
Perlindungan
Tanaman Sub Penyakit
Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
Ditugaskan Oleh :
Dosen Penanggung Jawab Laboratorium
(Ir. Mukhtar
Iskandar Pinem, M.Agr.)
NIP
: 1953 0129 1979031001
Disetujui Oleh Diperiksa Oleh
Asisten
Koordinator Asisten Korektor
(Muklis Adi Putra ) (Intan Purnamasari)
NIM : 080302017 NIM : 090301178
LABORATORIUM
DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN SUB PENYAKIT
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun
judul dari makalah ini adalah “Penyakit Busuk
Lunak
(Erwinia carotovora pv.
carotovora (Jones) Dye.) pada Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)” yang merupakan syarat
untuk dapat mengikuti praktikal tes di Laboratorium Dasar
Perlindungan Tanaman Sub Penyakit Program
Studi Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Ir. Lahmuddin Lubis, MP ; Ir Mukhtar
Iskandar Pinem, M.Agr ; Ir. Marheni, MP ; Ir. Mena Uly Tarigan, MS selaku
dosen mata kuliah dan dosen pembimbing Dasar Perlindungan Tanaman dan juga kepada Abang dan Kakak asisten yang
telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Medan, April 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR
GAMBAR........................................................................................... iii
PENDAHULUAN................................................................................................. 1
Latar Belakang............................................................................................... 1
Tujuan Penulisan............................................................................................. 2
Kegunaan
Penulisan....................................................................................... 2
TINJAUN PUSTAKA.......................................................................................... 3
Botani Tanaman.............................................................................................. 3
Syarat Tumbuh............................................................................................... 5
Iklim........................................................................................................ 5
Tanah....................................................................................................... 6
Biologi Penyakit............................................................................................. 7
Gejala Serangan.............................................................................................. 8
Faktor Yang
Mempengaruhi........................................................................... 9
Pengendalian.................................................................................................. 9
PERMASALAHAN............................................................................................ 11
PEMBAHASAN.................................................................................................. 12
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................... 14
Kesimpulan................................................................................................... 14
Saran............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSATAKA...................................................................................... 15
LAMPIRAN
DAFTAR
GAMBAR
No
|
Keterangan Gambar
|
Halaman
|
1.
|
Buah Tomat yang tidak terserang penyakit Busuk
Lunak.
|
3
|
2.
|
Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora pv. (Jones) Dye.
|
7
|
3.
|
Gejala busuk lunak pada tanaman toma (Lycopersicum
esculentum
Mill)
|
8
|
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman tomat termasuk keluarga besar sonalaceae. Keluarga ini terdiri tidak
kurang dari 2.200 spesies, yang secara alamiah diciptakan untuk membantu
kelangsungan dan kebahagiaan hidup manusia. Pada saat ini buah tomat telah mempunyai
kedudukan yang baik, walaupun belum merata dalam menu atau gizi masyarakat.
Tanaman tomat merupakan tanaman daerah tropis. Berarti tanaman tomat
membutuhkan banyak sinar matahari agar pertumbuhannya baik. Daya tumbuhnya
cukup mengesankan. Bilamana masih menyimpan zat-zat makanan dan cukup air,
serta lingkungannya yang memenuhi persyaratan bagi pertumbuhannya, tomat dapat
tumbuh terus hingga mencapai ketinggian 13 meter dalam waktu 1 tahun, berbunga
dan berbuah terus. (Rismunandar, 2001).
Berdasarkan data hasil survei produksi tanaman sayuran
di Indonesia tahun 1991 yang dilaporkan Balai Pusat Statistika, untuk luas
pertanaman tomat adalah 93,436 Ha. Dengan produksi 235,265 ton atau rata-rata
5,24 ton/Ha. Hasil ini dinilai masih relatif sangat rendah (Hartati, 2000).
Rendahnya
produksi tanaman tomat dapat disebabkan oleh penggunaan kultivar yang peka
terhadap penyakit, mutu benih rendah, teknik bercocok tanam yang kurang tepat
dam keadaan lingkungan yang tidak menunjang pertumbuhan secara optimal. (Hartati,
2000).
Salah
satu penyakit yang penting pada family solanaceae
adalah penyakit busuk lunak (soft
rot). Penyakit ini menyerang baik dilapangan maupun di penyimpanan (pasca panen).
(Delfiani,2003).
Masalah penyakit busuk lunak ini meningkat karena pencucian
umbi atau buah terutama pada saat musim hujan. Penyebab penyakit ini adalah bakteri E. carotovora yang termasuk pada family Entherobacteriaceae. Mempunyai bentuk
batang yang berflagela peritrich (tidak bergerak) dan termasuk pada bakteri gram
negatif (Delviani, 2003).
Jenis bakteri ini termasuk pada bacterium tangkai
pendek yang tumbuh subur pada kondisi hangat dan lembab. Termasuk pada penyakit
tular tanah (soil-borne disease)( Delviani,
2003).
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui patogen penyakit busuk lunak (Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.) pada tanaman tomat
(Lycoversicum esculentum Mill).
Kegunaan
Penulisan
-
Sebagai salah satu
syarat untuk mengikuti praktikal tes di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman
Sub Penyakit Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumtera Utara,
Medan
-
Sebagai sumber
informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tumbuhan
Tanaman tomat diklasifikasikan ke dalam golongan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Genus : Solanaceae
Famili : Lycopersicum
Spesies : Lycopersicum esculentum Mill
(Anonymousa,
2011)
Tanaman tomat memiliki akar tunggang, akar cabang,
serta akar serabut yang berwarna keputih-putihan dan berbau khas. Perakaran
tanaman tidak terlalu dalam, menyebar ke semua arah hingga kedalaman rata-rata
30-40 cm, namun dapat mencapai kedalaman 60-70 cm. Akar tanaman tomat berfungsi
untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan unsur hara dari dalam
tanah. Oleh karena itu tingkat kesuburan tanah dilapisan atas sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi buah (Anonymousa,
2011).
Batang tomat bentuknya bulat dan membengkak pada
buku-buku. Bagian yang masih mudah berambut biasa dan ada yang berkelenjar,
mudah pata, dapat naik bersandar pada turus atau merambat pada tali, namun
harus dibantu dengan beberapa ikatan. Tanaman tomat dibiarkan melata dan cukup
rimbun menutupi tanah. Bercabang banyak sehingga secara keseluruhan berbentuk
perdu (Rismunandar, 2001).
Daun tomat berbentuk oval dengan panjang 20-30 cm.
tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip. Diantara daun-daun
yang menyirip besar terhadap sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi
(bipinnatus). Umumnya, daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang,
memiliki warna hijau, dan berbulu (Anonymousb, 2011).
Bunga tomat berukuran kecil, diameternya sekitar 2 cm
dan berwarna kuning cerah, kelopak bunga berjumlah 5 buah dan berwarna hijau
terdapat pada bagian terindah dari bunga tomat yang warnanya kuning cerah
berjumlah 6 buah. Bunga tomat merupakan bunga sempurna karena benang sari atau
tepung sari dan kepala putik atau kepala benang sari terbentuk pada bunga yang
sama (Anonymousc, 2012).
Buah tomat adalah buah buni, selagi masih mudah
berwarna hijau dan berbulu serta relative keras, setelah tua berwarna merah
mudah, merah, atau kuning, cerah dan mengkilat, serta relative lunak. Bentuk
buah tomat beragam: lonjong, oval, pipih, meruncing, dan bulat. Diameter buah
tomat antara 2-15 cm, tergantung varietasnya. Jumlah ruang di dalam buah juga
bervariasi, ada yang hanya dua seperti pada buah tomat cherry dan tomat roma
atau lebih dari dua seperti tomat marmade yang beruang delapan. Pada buah masih
terdapat tangkai bunga yang berubah fungsi menjadi sebagai tangkai buah serta
kelopak bunga yang beralih fungsi menjadi kelopak bunga (Anonymousb,
2011)
Biji
tomat pipih, berbulu, ringan dan diselimuti daging buah, warna bijinya putih
kekuningan dan kecoklatan. Biji tomat umumnya digunakan untuk perbanyakan
tanaman. Setiap gram berisi antara 200-500 biji, tergantung varietasnya. Biji
berkecambah setelah ditanam 5-10 hari, keeping terangkat ke atas (tipe epigeal)
langsung memanjang dan berwarna hijau (Anonymousa, 2011).
Syarat
Tumbuh
Iklim
Tanaman tomat
pada fase vegetatif memerlukan curah hujan yang cukup. Sebaliknya, pada fase
generatif memerlukan curah hujan yang sedikit. Curah hujan yang tinggi pada
fase pemasakan buah dapat menyebabkan daya tumbuh benih
rendah. Curah hujan yang ideal selama
pertumbuhan tanaman tomat berkisar antara
750-1.250 mm per tahun. Curah hujan tidak menjadi faktor penghambat
dalam penangkaran benih tomat di musim kemarau jika kebutuhan air
dapat dicukupi dari air irigasi, namun dalam musim yang basah tidak akan terjamin
baik hasilnya. iklim yang basah akan membentuk tanaman yang rimbun, tetapi
bunganya berkurang, dan didaerah pegunungan akan timbul penyakit daun yang
dapat membuat fatal pertumbuhannya. Musim kemarau yang terik dengan angin
yang kencang akan menghambat pertumbuhan bunga (mengering dan berguguran).
Walaupun tomat tahan terhadap kekeringan, namun tidak berarti tomat
dapat tumbuh subur dalam keadaan yang kering tanpa pengairan. Oleh karena itu baik di
dataran tinggi maupun dataran rendah dalam musim kemarau, tomat
memerlukan penyiraman atau pengairan demi kelangsungan hidup dan produksinya
(Rismunandar, 2001).
Suhu
yang paling ideal untuk perkecambahan benih tomat adalah 25-300C. Sementara itu, suhu ideal
untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 24-280 C. Jika suhu terlalu
rendah pertumbuhan tanaman akan terhambat. Demikian juga pertumbuhan dan perkembangan bunga dan
buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban
relatif yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 80%. Sewaktu musim hujan, kelembaban akan
meningkat sehingga resiko terserang
bakteri dan cendawan cenderung tinggi. Karena itu, jarak tanamnya perlu diperlebar dan areal pertanamannya perlu
dibebaskan dari segala jenis gulma (Anonymousb,
2011).
Intensitas
cahaya matahari yang dibutuhkan tanaman tomat sekurang-kurangnya 10-12 jam
setiap hari. Cahaya matahari tersebut digunakan untuk proses fotosintesis,
pembentukan bunga, pembentukan buah, dan pemasakan buah. Jika tanaman ternaungi
alias kekurangan cahaya matahari akan berdampak negative, misalnya umur panen
menjadi lemas, tanaman tumbuh meninggi, dan tanaman lebih gampang terkena
cendawan (Anonymousa, 2011).
Tanah
Tomat
bisa ditanam pada semua jenis tanah, seperti andosol, regosol, latosol,
ultisol, dan grumusol. Namun demikian, tanah yang paling ideal dari jenis lempung berpasir yang
subur, gembur, memiliki kandungan bahan organik yang tinggi,
serta mudah mengikat air (porous). Jenis tanah berkaitan dengan peredaran dan
ketersediaan oksigen di dalam tanah. Ketersediaan oksigen penting bagi pernapasan akar yang memang rentan tehadap
kekurangan oksigen. Kadar oksigen yang
mencukupi di sekitar akar bisa meningkatkan produksi buah. Oksigen di sekitar akar bisa juga meningkatkan
penyerapan unsur hara fosfat, kalium, dan
besi (Anonymousb, 2011).
Untuk pertumbuhannya yang baik, tanaman tomat
membutuhkan tanah yang gembur, kadar
keasaman (pH) antara 5-6, tanah sedikit mengandung pasir, dan banyak mengandung humus, serta pengairan
yang teratur dan cukup mulai tanam
sampai waktu tanaman mulai dapat dipanen (Anonymousb, 2011).
Biologi Penyakit
Sistematika penyakit tanaman family Solanaceae busuk lunak (Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.) pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Bacteria
Divisio : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Genus : Erwinia
Spesies : Erwinia
carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.
(Avandy, dkk, 2011)
Bakteri
Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Adalah
satu-satunya bakteri patogenik tumbuhan yang bersifat anaerob fakultatif. Bakteri
ini mempunyai aktivitas pektolitik yang kuat dan menyebabkan busuk lunak pada
tanaman famili solanaceae. Bakteri
ini menyerang jaringan tanaman pada umumnya melalui pelukaan dan juga dapat
melalui lubang alami (Hardyanto,
2010).
Pathogen
busuk lunak Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Dapat
menyerang dan menghancurkan jaringan akar, umbi, batang, daun, dan buah.
Pathogen ini dapat memperbanyak diri pada ruang intraseluler serta menghasilkan
sekresi berupa enzim pektolitik dalam jumlah besar. Suhu merupakan factor utama
yang menentukan pathogenesis beberapa bakteri busuk lunak Erwinia carotovora pv. carotovora
(Jones) Dye. dapat berkembang baik pada suhu diatas 220C yaitu
pada daerah iklim hangat (Hardiyanti, 2010).
Gejala Serangan
Penyakit busuk lunak tergolong penyakit yang serius.
Gejala serangan ditandai dengan munculnya bintik-bintik kecil berwarna
kecoklatan di permukaan daun (Iswanto, 2001; Hakim, 2010). Bercak-bercak kecil
berair tersebut kemudian berkembang menjadi kecoklatan dan mengeluarkan bau
busuk (Hakim, 2010).
Gejala serangan Erwinia
carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. lebih banyak dijumpai pada tempat penyimpanan atau pada waktu
pengangkutan (pasca panen) daripada dilapangan. Gejala awal pada daun segar
terjadi bercak-bercak berair yang kemudian membesar dan berwarna coklat. Pada
serangan lanjut, daun yang terinfeksi melunak, berlendir dan mengeluarkan bau
yang khas (Sagala, 1998).
Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit
Udara
lembab dan suhu yang relatif rendah akan membantu mempercepat pembusukan
jaringan tanaman yang terinfeksi jaringan tanaman ini, berakibat tanaman akan
mati. Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. didataran
rendah lebih banyak menimbulkan kerugian daripada didataran tinggi (Sagala, 1998).
Pengendalian
Pengendalian penyakit busuk lunak pada sayur-sayuran
masih dikhususkan pada sanitasi dan kultur teknik. Semua sisa-sia tanaman
dibersihkan dari sekitar gudang penyimpanan dan dinding gudang harus
didisinfeksi dengan larutan yang mengandung formal dehida atau tembaga sulfat.
Kemudian hanya menyimpan hasil panen yang sehat saja. Jaringan sakit atau yang
terinfeksi harus segera dibuang dan dibakar. Hasil panen sebaiknya disimpan
dalam keadaan kering dan kelembapan dalam gudang dijaga tetap rendah untuk
mencegah terjadinya infeksi. Suhu diatur sekitar 40C untuk
menghambat perkembangan bakteri jika terjadi infeksi baru. Pengendalian terhadap
penyakit busuk lunak ini antara lain : (Sagala, 1998)
1.
Sanitasi, yaitu menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman sakit
sebelum menanam.
2.
Menanam dengan jarak yang tidak terlalu rapat untuk menghindari
kelembaban yang terlalu tinggi, terutama dimusim hujan.
3.
Pada waktu pemeliharaan tanaman sejauh mungkin dihindari terjadinya luka
yang tidak perlu khususnya pada waktu menyiang.
4.
Pengendalian pasca panen dilakukan dengan :
a.
Mencuci tanaman dengan air yang mengandung kloroks.
b.
Mengurangi terjadinya luka dalam penyimpanan dan pengangkutan.
c.
Menyimpan dalam ruangan yang cukup kering, mempunyai ventilasi cukup,
sejuk dan difumigasi sebelumnya.
PERMASALAHAN
Penyakit
busuk lunak pada tanaman famili Solanaceae
disebabkan oleh bakteri Erwinia
carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Ciri khas bakteri tersebut terlihat dari sel bakteri yang
berbentuk batang dengan ukuran (1,5-2,0) x (0,6-0,9) micron, umumnya membentuk
rangkaian sel seperti rantai, tidak mempunyai kapsul dan tidak berspora. Bakteri
bergerak menggunakan flagella yang terdapat di sekeliling sel bakteri (flagella peritrichous). Bakteri bersifat
gram negatif.
Bakteri
Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Adalah
satu-satunya bakteri patogenik tumbuhan yang bersifat anaerob fakultatif.
Bakteri ini mempunyai aktivitas pektolitik yang kuat dan menyebabkan busuk
lunak pada tanaman famili solanaceae.
Bakteri ini menyerang jaringan tanaman pada umumnya melalui pelukaan dan juga
dapat melalui lubang alami.
Gejala
awal pada daun segar terjadi bercak-bercak berair yang kemudian membesar dan
berwarna coklat.
Penyakit
busuk lunak tergolong penyakit yang serius. Gejala serangan ditandai dengan
munculnya bintik-bintik kecil berwarna kecoklatan di permukaan daun.
Bercak-bercak kecil berair tersebut kemudian berkembang menjadi kecoklatan dan
mengeluarkan bau busuk.
Penyakit
ini tidak hanya menyerang tanaman muda saja tanaman dewasa juga diserang oleh
penyakit ini dan bahkan pasca panen pun penyakit ini masih menyerang hasil
panen seperti buah pada tomat dan umbi pada kentang dan khususnya pada tanaman
berfamili solanaceae.
PEMBAHASAN
Untuk
mencegah agar tomat yang akan ditanam pada lahan yang sebelumnya terserang
bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. lahan
tersebut harus disanitasi agar pengaruh bakteri tersebut hilang. Hal ini sesuai dengan literatur Sagala (1998) yang menyatakan bahwa perlu dilakukannya Sanitasi, yaitu menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman sakit
sebelum menanam.
Agar hasil pasca panen pada gudang penyimpanan
tidak terserang oleh penyakit busuk lunak perlu dilakukan sanitasi dengan
kultur teknis yakni mensinfeksi dinding gudang penyimpanan dengan formal dehida
atau tembaga sulfat. Hal ini sesuai dengan literatur Sagala (1998) pengendalian
penyakit busuk lunak pada sayur-sayuran masih dikhususkan pada sanitasi dan
kultur teknik. Semua sisa-sia tanaman dibersihkan dari sekitar gudang
penyimpanan dan dinding gudang harus didisinfeksi dengan larutan yang
mengandung formal dehida atau tembaga sulfat.
Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. lebih banyak memberikan kerugian pada dataran rendah daripada
di dataran tinggi. Hal ini sesuai dengan literatur Sagala (1998) yang
menyatakan bahwa Udara lembab dan suhu yang relatif rendah akan membantu
mempercepat pembusukan jaringan tanaman yang terinfeksi jaringan tanaman ini,
yang berakibat tanaman akan mati. Bakteri Erwinia
carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. didataran rendah lebih banyak menimbulkan kerugian daripada
didataran tinggi
Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. menyerang jaringan tanaman seperti akar, umbi, batang, daun,
dan buah. Hal ini sesuai dengan literatur Hardiyanti (2010) yang menyatakan
bahwa Bakteri pathogen busuk lunak Erwinia
carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Dapat menyerang dan menghancurkan jaringan akar, umbi, batang,
daun, dan buah. Pathogen ini dapat memperbanyak diri pada ruang intraseluler
serta menghasilkan sekresi berupa enzim pektolitik dalam jumlah besar.
Bakteri
Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Adalah
satu-satunya bakteri patogenik tumbuhan yang bersifat anaerob fakultatif. Hal
ini sesuai dengan literatur Hardyanto (2010) yang menyatakan bahwa Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Adalah
satu-satunya bakteri patogenik tumbuhan yang bersifat anaerob fakultatif.
Bakteri ini mempunyai aktivitas pektolitik yang kuat dan menyebabkan busuk
lunak pada tanaman famili solanaceae.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
1.
Penyakit busuk lunak pada
tanaman famili Solanaceae disebabkan
oleh bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.
2.
Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. memiliki gejala
serangan yaitu terdapat bercak berair pada
daun segar dan pada buah terdapat bercak-bercak hitam.
3.
Pengendalian Intensitas serangan penyakit dapat dilakukan dengan cara sanitasi pada
lahan bekas terserang penyakit busuk lunak dan sanitasi pada gudang.
4.
Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. menyebabkan kerugian pada tanaman tomat dan
famili solanacea lainnya yakni pada
masa pra-panen dan pasca panen.
5.
Salah satu
penyebab kendala pengendalian penyakit ini adalah suhu, iklim dan ketinggian
tempat.
Saran
Kedepannya diharapkan agar pengendalian Penyakit Busuk Lunak (Erwnia
carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.) pada tanaman famili Solanaceae khususnya tanaman tomat (Lycopersicum
esculentum Mill) agar lebih mengutamakan sanitasi pada lahan bekas
tanaman yang terserang penyakit ini dan pada gudang penyimpanan hasil panen.
DAFTAR PUSTAKA
AnonimusA.
2011. Botani Tanaman Tomat. diakses dari http://www.repository.usu.ac.id/simre/.
Pada tanggal 4 April 2012 Pukul 18.00
wib.
AnonimusB.
2011. Morfologi Tomat. Diakses dari http://www.studentpaper.ub.ac.id/78525925/.
Pada tanggal 4 April 2012 Pukul 19.00 wib
AnonimusC.
2012. Tomat. diakses dari http://www.scribd.com//tomat-jurnal-online/42348/$%.
Pada tanggal 4 April 2012 Pukul 19.30 wib.
Avandy, U;
Dewi, R.M.; dan Rahayu, S.K.,2011. Tugas Mata Kuliah Perlindungan Tanaman
Penyakit Busuk Lunak Erwinia carotovora.
Diakses dari http://www.scribd.com/makalah-bakteri-busuk-lunak/829857/
. Pada tanggal 3 April 2012 pukul 17.00 wib
Delfiani,
D, 2003.Evaluasi Ketahanan 28 Klon Kentang (Solanum
tuberosum) terhadap Penyakit Busuk Lunak (Erwinia carotovora L.R. Jones) Secara In Vitro. diakses dari
http://repository.ipb.ac.id/. Pada tanggal 3 April 2012 pukul 17.00
wib.
Hakim, C,
2010. Keefektifan Biopestisida Organik Cair untuk Mengendalikan Penyakit Busuk
Lunak yang Disebabkan oleh Erwinia
carotovora pada Anggrek Phalaenopsis sp.
diakses dari
http://repository.ipb.ac.id/. Pada tanggal 3 April 2012 pukul 17.10
wib.
Handiyanti, M, 2010. Potensi Basillus
spp. Dan Pseudomonas flurescens sebagai
Agen Pengendali Penyakit Busuk Lunak bakteri (Erwinia carotovora) pada Anggrek Phalaenopsis sp. Diakses dari http://repository.ipb.ac.id/.
Pada tanggal 3 April 2012 pukul 17.03 wib.
Hardiyanto, 2010.Pengujian Ketahanan Anggrek Phalaenopsis terhadap Penyakit Busuk Lunak yang disebabkan oleh Erwinia carotovora Secara In Vitro. diakses dari
http://repository.ipb.ac.id. Pada tanggal 3 April 2012 pukul 17.07
wib.
Hartati, S, 2000. Penampilan Genotip Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill)
Hasil Mutasi Buatan pada Kondisi Stress Air dan Kondisi Optimal. Agrosains
Volume 2 No. 2. Diakses dari http://www.scribd.com/makalah-tomat/98391491/%$#87.
Pada 4 April 2012 Pukul 21.00 wib.
Rismunandar, 2001. Tanaman Tomat. Sinar Baru Algensindo. Bandung
Sagala, U.S., 1998. Uji Potensi Antagonisme Pseudomonas fluorescens (Isolat UKa dan UKd) terhadap Erwinia carotovora pv. carotovora Penyebab Penyakit Busuk Lunak
pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea var.
capitata L.). diakses dari
http://repository.ipb.ac.id/. Pada tanggal 3 April 2012 pukul 17.07
wib.
http://www.tnau.agritech.portal.com/
pada tanggal 4 April 2012 pukul 23.00 wib
http://www.google.com/imgn/85825/
pada tanggal 5 April 2012 pukul 1.00 wib
http://www.google.com/imgn/75386/ pada
tanggal 5 April 2012 pukul 2.00 wib