Sabtu, 27 Oktober 2012

PENYAKIT BUSUK LUNAK (Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.) PADA TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)


PENYAKIT BUSUK LUNAK (Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.)
PADA TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)







MAKALAH


Oleh :
JAMSON H T
110301040
AGROEKOTEKNOLOGI 1








LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN SUB PENYAKIT
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012




PENYAKIT BUSUK LUNAK (Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.)
PADA TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)




MAKALAH

Oleh :
JAMSON H T
110301040
AGROEKOTEKNOLOGI 1


Makalah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat  Mengikuti Praktikal Tes di
Laboratorium Dasar  Perlindungan Tanaman Sub Penyakit
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan


 Ditugaskan Oleh :
Dosen Penanggung Jawab Laboratorium



(Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr.)
                                                        NIP : 1953 0129 1979031001

    Disetujui Oleh                                                         Diperiksa Oleh
           Asisten Koordinator                                                  Asisten Korektor



(Muklis Adi Putra )                                                  (Intan Purnamasari)   
           NIM : 080302017                                                        NIM : 090301178

LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN SUB PENYAKIT
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012


 KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah  ini adalah Penyakit Busuk  Lunak     (Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.) pada Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)  yang merupakan syarat untuk dapat mengikuti praktikal tes di Laboratorium  Dasar Perlindungan Tanaman  Sub Penyakit  Program Studi  Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Ir. Lahmuddin Lubis, MP ; Ir Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr ; Ir. Marheni, MP ;  Ir. Mena Uly Tarigan, MS  selaku dosen mata kuliah dan dosen pembimbing Dasar Perlindungan Tanaman  dan juga kepada Abang dan Kakak asisten yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan,  April 2012



                                                       




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI  ........................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iii
PENDAHULUAN................................................................................................. 1
Latar Belakang............................................................................................... 1
Tujuan Penulisan............................................................................................. 2
Kegunaan Penulisan....................................................................................... 2
TINJAUN PUSTAKA.......................................................................................... 3
Botani Tanaman.............................................................................................. 3
Syarat Tumbuh............................................................................................... 5
Iklim........................................................................................................ 5
Tanah....................................................................................................... 6
Biologi Penyakit............................................................................................. 7
Gejala Serangan.............................................................................................. 8
Faktor Yang Mempengaruhi........................................................................... 9
Pengendalian.................................................................................................. 9
PERMASALAHAN............................................................................................ 11
PEMBAHASAN.................................................................................................. 12
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................... 14
Kesimpulan................................................................................................... 14
Saran............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSATAKA...................................................................................... 15
LAMPIRAN





DAFTAR GAMBAR
No
Keterangan Gambar
Halaman
1.
Buah Tomat yang tidak terserang penyakit Busuk Lunak.
3
2.
Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora pv. (Jones) Dye.
7
3.
Gejala busuk lunak pada tanaman toma (Lycopersicum esculentum Mill)
8


PENDAHULUAN

Latar Belakang
            Tanaman tomat termasuk keluarga besar sonalaceae. Keluarga ini terdiri tidak kurang dari 2.200 spesies, yang secara alamiah diciptakan untuk membantu kelangsungan dan kebahagiaan hidup manusia. Pada saat ini buah tomat telah mempunyai kedudukan yang baik, walaupun belum merata dalam menu atau gizi masyarakat. Tanaman tomat merupakan tanaman daerah tropis. Berarti tanaman tomat membutuhkan banyak sinar matahari agar pertumbuhannya baik. Daya tumbuhnya cukup mengesankan. Bilamana masih menyimpan zat-zat makanan dan cukup air, serta lingkungannya yang memenuhi persyaratan bagi pertumbuhannya, tomat dapat tumbuh terus hingga mencapai ketinggian 13 meter dalam waktu 1 tahun, berbunga dan berbuah terus. (Rismunandar, 2001).
            Berdasarkan data hasil survei produksi tanaman sayuran di Indonesia tahun 1991 yang dilaporkan Balai Pusat Statistika, untuk luas pertanaman tomat adalah 93,436 Ha. Dengan produksi 235,265 ton atau rata-rata 5,24 ton/Ha. Hasil ini dinilai masih relatif sangat rendah (Hartati, 2000).
Rendahnya produksi tanaman tomat dapat disebabkan oleh penggunaan kultivar yang peka terhadap penyakit, mutu benih rendah, teknik bercocok tanam yang kurang tepat dam keadaan lingkungan yang tidak menunjang pertumbuhan secara optimal. (Hartati, 2000).
Salah satu penyakit yang penting pada family solanaceae adalah penyakit busuk lunak (soft rot). Penyakit ini menyerang baik dilapangan maupun di penyimpanan (pasca panen). (Delfiani,2003).
Masalah penyakit busuk lunak ini meningkat karena pencucian umbi atau buah terutama pada saat musim hujan. Penyebab penyakit ini adalah bakteri        E. carotovora yang termasuk pada family Entherobacteriaceae. Mempunyai bentuk batang yang berflagela peritrich (tidak bergerak) dan termasuk pada bakteri gram negatif (Delviani, 2003).
Jenis bakteri ini termasuk pada bacterium tangkai pendek yang tumbuh subur pada kondisi hangat dan lembab. Termasuk pada penyakit tular tanah (soil-borne disease)( Delviani, 2003).
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui patogen penyakit busuk lunak (Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.)  pada tanaman  tomat (Lycoversicum esculentum Mill).
Kegunaan Penulisan
-        Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikal tes di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub Penyakit Program Studi Agroekoteknologi  Fakultas Pertanian Universitas Sumtera Utara, Medan
-        Sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.






TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tumbuhan

            
Tanaman tomat diklasifikasikan ke dalam golongan sebagai berikut :
Kingdom         :           Plantae
Divisio             :           Spermatophyta
Subdivisio       :           Angiospermae
Class                :           Dicotyledoneae
Ordo                :           Solanales
Genus              :           Solanaceae
Famili              :           Lycopersicum
Spesies            :           Lycopersicum esculentum Mill
(Anonymousa, 2011)
            Tanaman tomat memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut yang berwarna keputih-putihan dan berbau khas. Perakaran tanaman tidak terlalu dalam, menyebar ke semua arah hingga kedalaman rata-rata 30-40 cm, namun dapat mencapai kedalaman 60-70 cm. Akar tanaman tomat berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah. Oleh karena itu tingkat kesuburan tanah dilapisan atas sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi buah (Anonymousa, 2011).
            Batang tomat bentuknya bulat dan membengkak pada buku-buku. Bagian yang masih mudah berambut biasa dan ada yang berkelenjar, mudah pata, dapat naik bersandar pada turus atau merambat pada tali, namun harus dibantu dengan beberapa ikatan. Tanaman tomat dibiarkan melata dan cukup rimbun menutupi tanah. Bercabang banyak sehingga secara keseluruhan berbentuk perdu (Rismunandar, 2001).
            Daun tomat berbentuk oval dengan panjang 20-30 cm. tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip. Diantara daun-daun yang menyirip besar terhadap sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus). Umumnya, daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang, memiliki warna hijau, dan berbulu (Anonymousb, 2011).
            Bunga tomat berukuran kecil, diameternya sekitar 2 cm dan berwarna kuning cerah, kelopak bunga berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian terindah dari bunga tomat yang warnanya kuning cerah berjumlah 6 buah. Bunga tomat merupakan bunga sempurna karena benang sari atau tepung sari dan kepala putik atau kepala benang sari terbentuk pada bunga yang sama (Anonymousc, 2012).
            Buah tomat adalah buah buni, selagi masih mudah berwarna hijau dan berbulu serta relative keras, setelah tua berwarna merah mudah, merah, atau kuning, cerah dan mengkilat, serta relative lunak. Bentuk buah tomat beragam: lonjong, oval, pipih, meruncing, dan bulat. Diameter buah tomat antara 2-15 cm, tergantung varietasnya. Jumlah ruang di dalam buah juga bervariasi, ada yang hanya dua seperti pada buah tomat cherry dan tomat roma atau lebih dari dua seperti tomat marmade yang beruang delapan. Pada buah masih terdapat tangkai bunga yang berubah fungsi menjadi sebagai tangkai buah serta kelopak bunga yang beralih fungsi menjadi kelopak bunga (Anonymousb, 2011)
            Biji tomat pipih, berbulu, ringan dan diselimuti daging buah, warna bijinya putih kekuningan dan kecoklatan. Biji tomat umumnya digunakan untuk perbanyakan tanaman. Setiap gram berisi antara 200-500 biji, tergantung varietasnya. Biji berkecambah setelah ditanam 5-10 hari, keeping terangkat ke atas (tipe epigeal) langsung memanjang dan berwarna hijau (Anonymousa, 2011).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman tomat pada fase vegetatif memerlukan curah hujan yang cukup. Sebaliknya, pada fase generatif memerlukan curah hujan yang sedikit. Curah hujan yang tinggi pada fase pemasakan buah dapat menyebabkan daya tumbuh  benih rendah. Curah hujan yang ideal  selama pertumbuhan tanaman tomat  berkisar antara 750-1.250 mm per tahun. Curah hujan tidak menjadi faktor  penghambat dalam penangkaran benih tomat di musim kemarau jika kebutuhan  air dapat dicukupi dari air irigasi, namun dalam musim yang basah tidak akan  terjamin baik hasilnya. iklim yang basah akan membentuk tanaman yang rimbun,  tetapi bunganya berkurang, dan didaerah pegunungan akan timbul penyakit daun  yang dapat membuat fatal pertumbuhannya. Musim kemarau yang terik dengan  angin yang kencang akan menghambat pertumbuhan bunga (mengering dan  berguguran). Walaupun tomat tahan terhadap kekeringan, namun tidak berarti  tomat dapat tumbuh subur dalam keadaan yang kering tanpa pengairan. Oleh karena itu baik di dataran tinggi maupun dataran rendah dalam musim kemarau,  tomat memerlukan penyiraman atau pengairan demi kelangsungan hidup dan produksinya (Rismunandar, 2001).
Suhu yang paling ideal untuk perkecambahan benih tomat adalah                 25-300C. Sementara itu, suhu ideal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 24-280 C. Jika suhu terlalu rendah pertumbuhan tanaman akan terhambat. Demikian  juga pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna.  Kelembaban relatif yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah  80%. Sewaktu musim hujan, kelembaban akan meningkat sehingga resiko  terserang bakteri dan cendawan cenderung tinggi. Karena itu, jarak tanamnya  perlu diperlebar dan areal pertanamannya perlu dibebaskan dari segala jenis  gulma (Anonymousb, 2011).
Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan tanaman tomat sekurang-kurangnya 10-12 jam setiap hari. Cahaya matahari tersebut digunakan untuk proses fotosintesis, pembentukan bunga, pembentukan buah, dan pemasakan buah. Jika tanaman ternaungi alias kekurangan cahaya matahari akan berdampak negative, misalnya umur panen menjadi lemas, tanaman tumbuh meninggi, dan tanaman lebih gampang terkena cendawan (Anonymousa, 2011).
Tanah
Tomat bisa ditanam pada semua jenis tanah, seperti andosol, regosol,  latosol, ultisol, dan grumusol. Namun demikian, tanah yang paling ideal dari jenis lempung berpasir yang subur, gembur, memiliki kandungan bahan organik yang  tinggi, serta mudah mengikat air (porous). Jenis tanah berkaitan dengan peredaran  dan ketersediaan oksigen di dalam tanah. Ketersediaan oksigen penting bagi pernapasan akar yang memang rentan tehadap kekurangan oksigen. Kadar oksigen  yang mencukupi di sekitar akar bisa meningkatkan produksi buah. Oksigen di  sekitar akar bisa juga meningkatkan penyerapan unsur hara fosfat, kalium, dan  besi (Anonymousb, 2011).
Untuk pertumbuhannya yang baik, tanaman tomat membutuhkan tanah  yang gembur, kadar keasaman (pH) antara 5-6, tanah sedikit mengandung pasir,  dan banyak mengandung humus, serta pengairan yang teratur dan cukup mulai  tanam sampai waktu tanaman mulai dapat dipanen (Anonymousb, 2011).
Biologi Penyakit       

Sistematika penyakit
tanaman family Solanaceae busuk lunak (Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.) pada tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) adalah sebagai berikut :
Kingdom         :           Bacteria
Divisio             :           Proteobacteria
Kelas               :           Gammaproteobacteria
Ordo                :           Enterobacteriales

 
Famili              :           Enterobacteriaceae
Genus              :           Erwinia
Spesies            :           Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.
(Avandy, dkk, 2011)
Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Adalah satu-satunya bakteri patogenik tumbuhan yang bersifat anaerob fakultatif. Bakteri ini mempunyai aktivitas pektolitik yang kuat dan menyebabkan busuk lunak pada tanaman famili solanaceae. Bakteri ini menyerang jaringan tanaman pada umumnya melalui pelukaan dan juga dapat melalui lubang alami           (Hardyanto, 2010).
Pathogen busuk lunak Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Dapat menyerang dan menghancurkan jaringan akar, umbi, batang, daun, dan buah. Pathogen ini dapat memperbanyak diri pada ruang intraseluler serta menghasilkan sekresi berupa enzim pektolitik dalam jumlah besar. Suhu merupakan factor utama yang menentukan pathogenesis beberapa bakteri busuk lunak Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. dapat berkembang baik pada suhu diatas 220C yaitu pada daerah iklim hangat (Hardiyanti, 2010).
Gejala Serangan
Penyakit busuk lunak tergolong penyakit yang serius. Gejala serangan ditandai dengan munculnya bintik-bintik kecil berwarna kecoklatan di permukaan daun (Iswanto, 2001; Hakim, 2010). Bercak-bercak kecil berair tersebut kemudian berkembang menjadi kecoklatan dan mengeluarkan bau busuk (Hakim, 2010).
Gejala serangan Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. lebih banyak dijumpai pada tempat penyimpanan atau pada waktu pengangkutan (pasca panen) daripada dilapangan. Gejala awal pada daun segar terjadi bercak-bercak berair yang kemudian membesar dan berwarna coklat. Pada serangan lanjut, daun yang terinfeksi melunak, berlendir dan mengeluarkan bau yang khas          (Sagala, 1998).
Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit

 
Penyebab penyakit busuk lunak pada tanaman family Solanaceae adalah Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Ciri khas bakteri tersebut terlihat dari sel bakteri yang berbentuk batang dengan ukuran (1,5-2,0) x (0,6-0,9) micron, umumnya membentuk rangkaian sel seperti rantai, tidak mempunyai kapsul dan tidak berspora. Bakteri bergerak menggunakan flagella yang terdapat di sekeliling sel bakteri (flagella peritrichous). Bakteri bersifat gram negative. Suhu optimal untuk perkembangan bakteri adalah 170C pada kondisi kelembapan rendah dan suhu yang rendah maka perkembangan bakteri akan terhambat (Hakim, 2010).
Udara lembab dan suhu yang relatif rendah akan membantu mempercepat pembusukan jaringan tanaman yang terinfeksi jaringan tanaman ini, berakibat tanaman akan mati. Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. didataran rendah lebih banyak menimbulkan kerugian daripada didataran tinggi (Sagala, 1998).
Pengendalian
Pengendalian penyakit busuk lunak pada sayur-sayuran masih dikhususkan pada sanitasi dan kultur teknik. Semua sisa-sia tanaman dibersihkan dari sekitar gudang penyimpanan dan dinding gudang harus didisinfeksi dengan larutan yang mengandung formal dehida atau tembaga sulfat. Kemudian hanya menyimpan hasil panen yang sehat saja. Jaringan sakit atau yang terinfeksi harus segera dibuang dan dibakar. Hasil panen sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan kelembapan dalam gudang dijaga tetap rendah untuk mencegah terjadinya infeksi. Suhu diatur sekitar 40C untuk menghambat perkembangan bakteri jika terjadi infeksi baru. Pengendalian terhadap penyakit busuk lunak ini antara lain : (Sagala, 1998)
1.      Sanitasi, yaitu menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman sakit sebelum menanam.
2.      Menanam dengan jarak yang tidak terlalu rapat untuk menghindari kelembaban yang terlalu tinggi, terutama dimusim hujan.
3.      Pada waktu pemeliharaan tanaman sejauh mungkin dihindari terjadinya luka yang tidak perlu khususnya pada waktu menyiang.
4.      Pengendalian pasca panen dilakukan dengan :
a.       Mencuci tanaman dengan air yang mengandung kloroks.
b.      Mengurangi terjadinya luka dalam penyimpanan dan pengangkutan.
c.       Menyimpan dalam ruangan yang cukup kering, mempunyai ventilasi cukup, sejuk dan difumigasi sebelumnya.




PERMASALAHAN
Penyakit busuk lunak pada tanaman famili Solanaceae disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Ciri khas bakteri tersebut terlihat dari sel bakteri yang berbentuk batang dengan ukuran (1,5-2,0) x (0,6-0,9) micron, umumnya membentuk rangkaian sel seperti rantai, tidak mempunyai kapsul dan tidak berspora. Bakteri bergerak menggunakan flagella yang terdapat di sekeliling sel bakteri (flagella peritrichous). Bakteri bersifat gram negatif.
Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Adalah satu-satunya bakteri patogenik tumbuhan yang bersifat anaerob fakultatif. Bakteri ini mempunyai aktivitas pektolitik yang kuat dan menyebabkan busuk lunak pada tanaman famili solanaceae. Bakteri ini menyerang jaringan tanaman pada umumnya melalui pelukaan dan juga dapat melalui lubang alami.
Gejala awal pada daun segar terjadi bercak-bercak berair yang kemudian membesar dan berwarna coklat.
Penyakit busuk lunak tergolong penyakit yang serius. Gejala serangan ditandai dengan munculnya bintik-bintik kecil berwarna kecoklatan di permukaan daun. Bercak-bercak kecil berair tersebut kemudian berkembang menjadi kecoklatan dan mengeluarkan bau busuk.
Penyakit ini tidak hanya menyerang tanaman muda saja tanaman dewasa juga diserang oleh penyakit ini dan bahkan pasca panen pun penyakit ini masih menyerang hasil panen seperti buah pada tomat dan umbi pada kentang dan khususnya pada tanaman berfamili solanaceae.

PEMBAHASAN
Untuk mencegah agar tomat yang akan ditanam pada lahan yang sebelumnya terserang bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. lahan tersebut harus disanitasi agar pengaruh bakteri tersebut hilang.  Hal ini sesuai dengan literatur Sagala (1998)  yang menyatakan bahwa perlu dilakukannya Sanitasi, yaitu menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman sakit sebelum menanam.
Agar hasil pasca panen pada gudang penyimpanan tidak terserang oleh penyakit busuk lunak perlu dilakukan sanitasi dengan kultur teknis yakni mensinfeksi dinding gudang penyimpanan dengan formal dehida atau tembaga sulfat. Hal ini sesuai dengan literatur Sagala (1998) pengendalian penyakit busuk lunak pada sayur-sayuran masih dikhususkan pada sanitasi dan kultur teknik. Semua sisa-sia tanaman dibersihkan dari sekitar gudang penyimpanan dan dinding gudang harus didisinfeksi dengan larutan yang mengandung formal dehida atau tembaga sulfat.
Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. lebih banyak memberikan kerugian pada dataran rendah daripada di dataran tinggi. Hal ini sesuai dengan literatur Sagala (1998) yang menyatakan bahwa Udara lembab dan suhu yang relatif rendah akan membantu mempercepat pembusukan jaringan tanaman yang terinfeksi jaringan tanaman ini, yang berakibat tanaman akan mati. Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. didataran rendah lebih banyak menimbulkan kerugian daripada didataran tinggi
Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. menyerang jaringan tanaman seperti akar, umbi, batang, daun, dan buah. Hal ini sesuai dengan literatur Hardiyanti (2010) yang menyatakan bahwa Bakteri pathogen busuk lunak Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Dapat menyerang dan menghancurkan jaringan akar, umbi, batang, daun, dan buah. Pathogen ini dapat memperbanyak diri pada ruang intraseluler serta menghasilkan sekresi berupa enzim pektolitik dalam jumlah besar.
Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Adalah satu-satunya bakteri patogenik tumbuhan yang bersifat anaerob fakultatif. Hal ini sesuai dengan literatur Hardyanto (2010) yang menyatakan bahwa Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. Adalah satu-satunya bakteri patogenik tumbuhan yang bersifat anaerob fakultatif. Bakteri ini mempunyai aktivitas pektolitik yang kuat dan menyebabkan busuk lunak pada tanaman famili solanaceae.





KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 
1.      Penyakit busuk lunak  pada tanaman famili Solanaceae disebabkan oleh bakteri  Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.
2.      Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. memiliki gejala serangan yaitu terdapat bercak berair pada daun segar dan pada buah terdapat bercak-bercak hitam.
3.      Pengendalian Intensitas serangan penyakit dapat dilakukan dengan cara sanitasi pada lahan bekas terserang penyakit busuk lunak dan sanitasi pada gudang.
4.      Bakteri Erwinia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye. menyebabkan kerugian pada tanaman tomat dan famili solanacea lainnya yakni pada masa pra-panen dan pasca panen.
5.      Salah satu penyebab kendala pengendalian penyakit ini adalah suhu, iklim dan ketinggian tempat.
Saran 
          Kedepannya diharapkan agar pengendalian Penyakit Busuk Lunak     (Erwnia carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.) pada tanaman famili Solanaceae khususnya tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) agar lebih mengutamakan sanitasi pada lahan bekas tanaman yang terserang penyakit ini dan pada gudang penyimpanan hasil panen.


DAFTAR PUSTAKA
AnonimusA. 2011. Botani Tanaman Tomat. diakses dari http://www.repository.usu.ac.id/simre/.  Pada tanggal 4 April 2012 Pukul 18.00 wib.
AnonimusB. 2011. Morfologi Tomat. Diakses dari http://www.studentpaper.ub.ac.id/78525925/. Pada tanggal 4 April 2012 Pukul 19.00 wib
AnonimusC. 2012. Tomat. diakses dari http://www.scribd.com//tomat-jurnal-online/42348/$%. Pada tanggal 4 April 2012 Pukul 19.30 wib.
Avandy, U; Dewi, R.M.; dan Rahayu, S.K.,2011. Tugas Mata Kuliah Perlindungan Tanaman Penyakit Busuk Lunak Erwinia carotovora.  Diakses dari http://www.scribd.com/makalah-bakteri-busuk-lunak/829857/ . Pada tanggal 3 April 2012 pukul 17.00 wib
Delfiani, D, 2003.Evaluasi Ketahanan 28 Klon Kentang (Solanum tuberosum) terhadap Penyakit Busuk Lunak (Erwinia carotovora L.R. Jones) Secara In Vitro.  diakses dari http://repository.ipb.ac.id/. Pada tanggal 3 April 2012 pukul 17.00 wib.
Hakim, C, 2010. Keefektifan Biopestisida Organik Cair untuk Mengendalikan Penyakit Busuk Lunak yang Disebabkan oleh Erwinia carotovora pada Anggrek Phalaenopsis sp.  diakses dari http://repository.ipb.ac.id/. Pada tanggal 3 April 2012 pukul 17.10 wib.
Handiyanti, M, 2010. Potensi Basillus spp. Dan Pseudomonas flurescens sebagai Agen Pengendali Penyakit Busuk Lunak bakteri (Erwinia carotovora) pada Anggrek Phalaenopsis sp.  Diakses dari http://repository.ipb.ac.id/. Pada tanggal 3 April 2012 pukul 17.03 wib.
Hardiyanto, 2010.Pengujian Ketahanan Anggrek Phalaenopsis terhadap Penyakit Busuk Lunak yang disebabkan oleh Erwinia carotovora Secara In Vitro.  diakses dari http://repository.ipb.ac.id. Pada tanggal 3 April 2012 pukul 17.07 wib.
Hartati, S, 2000. Penampilan Genotip Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Hasil Mutasi Buatan pada Kondisi Stress Air dan Kondisi Optimal. Agrosains Volume 2 No. 2.  Diakses dari http://www.scribd.com/makalah-tomat/98391491/%$#87. Pada 4 April 2012 Pukul 21.00 wib.
Rismunandar, 2001. Tanaman Tomat. Sinar Baru Algensindo. Bandung
Sagala, U.S., 1998. Uji Potensi Antagonisme Pseudomonas fluorescens (Isolat UKa dan UKd) terhadap Erwinia carotovora pv. carotovora Penyebab Penyakit Busuk Lunak pada Tanaman Kubis (Brassica oleracea var. capitata L.).  diakses dari http://repository.ipb.ac.id/. Pada tanggal 3 April 2012 pukul 17.07 wib.
 http://www.tnau.agritech.portal.com/ pada tanggal 4 April 2012 pukul 23.00 wib
 http://www.google.com/imgn/85825/ pada tanggal 5 April 2012 pukul 1.00 wib
 http://www.google.com/imgn/75386/ pada tanggal 5 April 2012 pukul 2.00 wib