NITRIFIKASI DAN
DENITRIFIKASI
LAPORAN
OLEH:
JAMSON HASINTONGAN T. / 110301040
AGROEKOTEKNOLOGI 1A
II
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN SUB-TANAH
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
NITRIFIKASI DAN DENITRIFIKASI
LAPORAN
OLEH:
JAMSON HASINTONGAN T. / 110301040
AGROEKOTEKNOLOGI 1A
II
Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat
Mengikuti Praktikal Tes di Laboratorium Bioteknologi Pertanian Program Studi
Agroekoteknologi
Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
Ditugaskan Oleh:
Dosen Penanggung
Jawab Laboratorium
(Ir. T.
Sabrina, MAgr. Sc. Ph.D.)
NIP: 19640620 199903
2 001
Diperiksa Oleh : Diperiksa
Oleh :
Asisten
Koordinator Asisten
Korektor
(Muhammad
Riza Hapiza) (Muhammad
Riza Hapiza)
NIM : 090301045 NIM :
090301045
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN SUB-TANAH
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita
ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Adapun
judul dari laporan ini adalah Nitrifikasi
dan Denitrifikasi yang merupakan
salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal tes di Laboratorium
Bioteknologi Pertanian Sub-Tanah Program
Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS., Ir. T. Sabrina, M.agr. Sc., Ph.D., Dr. Lisnawita, SP, M.Si., Dr. Ir. Lollie Agustina, MSc., Lutfi
Aziz Mahmud Siregar, SP, M.Sc., PhD., Ir. Hardi Guchi, MP., dan Ir. Eva
Sartini Bayu, M.Si. selaku dosen mata kuliah Bioteknologi Pertanian serta
kepada abang dan kakak asisten yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Medan, Juni 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar belakang.............................................................................................. 1
Tujuan Percobaan......................................................................................... 2
Kegunaan Penulisan..................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
Nitrifikasi..................................................................................................... 3
Denitrifikasi.................................................................................................. 5
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan..................................................................... 6
Bahan dan Alat............................................................................................ 6
Prosedur Percobaan...................................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil........................................................................................................... 11
Pembahasan................................................................................................ 12
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan................................................................................................. 16
Saran........................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN GAMBAR
LAMPIRAN FLOW CHART
PENDAHULUAN
Latar belakang
Nitrogen merupakan yang paling banyak mendapat perhatian. Hal ini
disebabkan jumlah nitrogen yang terdapat di dalam tanah sedikit sedangkan yang
diangkut tanaman dalam bentuk panenan setiap musim cukup banyak. Disamping itu
senyawa nitrogen anorganik sangat larut dan mudah hilang dalam air drainase,
tercuci dan menguap ke atmosfir. Dalam tanah, kadar nitrogen sangat bervariasi,
tergantung pada pengelolaan dan penggunaan tanah tersebut (Rosmarkam
dan Yuwono, 2002).
Penggunaan Nitrogen yang diberikan melalui pemupukan usaha tani
hingga kini efisiensinya masih rendah. Persediaan Nitrogen yang utama di alam
ini adalah Nitrogen yang ada di atmosfir, dimana kira-kira 80 % lebih unsure
nitrogen menyusun atmosfir tersebut melalui proses fiksasi biologi. Nitrogen
masuk dalam siklus. Kadang-kadang nitrogen dalam jumlah kecil dalam biosfer ada
dalam bentuk Nitrogen yang teroksidasi melalui sinar kosmis, kilat atau
aktivitas manusia. Ammonium adalah sumber utama nitrogen untuk mikroorganismee
dan fungi. Sebagian besar tanaman tidak mampu untuk mengasimilasikannya. (Prajitno,
dkk, 2009).
Proses nitrifikasi bakteri berkembang lambat dengan syarat waktu
tinggal lumpur lam dan konsentrasi pembentukan oksigen tinggi. Nitrat yang
tersedia di dalam tanah terbentuknya melalui proses pengolahan ammonia-nitrogen
menjadi bentuk nitrat nitrogen, proses tersebut dinamakan nitrifikasi, dimana
dalam perubahan ammonia-nitrogen menjadi nitrat (NO3-) berbagai bakteri
autotrop terlibat dan berperan dalam proses ini, terutama dalam oksidasi
ammonia bebas ke nitrogen bebas (Salmah, 2004).
Bakteri penambat N-udara yang mengubah nitrogen udara menjadi
N-organik. Pertumbuhan organisme pengikat nitrogen dalam lingkungan aerob
memiliki susunan variasi mekanisme untuk melindungi nitrogenase dari O2
sebagai contoh produksi Leghaemoglobin pada nodul akar kacang-kacangan.
Kehidupan bebas bakteri Azotobacter sp sangat cocok pada kondisi konsentrasi O2
yang rendah dengan memiliki tingkatan tertinggi respirasi dimana bisa tidak
dikombinasikan dari ATP generasi untuk mencegah produksi ATP. (Sutanto, 2005).
Analisis N total
metode kjeldhai merupakan prosedur analisis yang tertua diantara semua metode
analisis. Pertama sekali diperkenalkan oleh John Kjeldhai pada pertemuan The
Danish Chemistry Society pada 7 maret 1883 dan dipublikasikan pada Zeitshrifte
fur Analiystich pada tahun yang sama. Prinsip dasar dari metode Kjeldhal yang
pertama ini masih banyak digunakan hingga sekarang (Damanik, dkk, 2011).
Tujuan Percobaaan
Untuk mengetahui cara monitoring transpormasi yang dilakukan
mikroba terhadap senyawa nitrogen didalam tanah.
Kegunaan Penulisan
Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti Praktikal Tes di
laboratorium Bioteknologi Pertanian Sub-Tanah Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan
informasi bagi pihak yang membutuhkan
|
TINJAUAN PUSTAKA
Nitrifikasi
Nitrifikasi adalah suatu proses oksidasi enzimatik, yakni perubahan senyawa
ammonium menjadi senyawa nitrat yang dilakukan oleh bakteri-bakteri
tertentu.Proses ini berlangsung dalam dua tahap dan masing-masing dilakukan
oleh grup bakteri yang berbeda. Tahap pertama adalah proses oksidasi
ammonium menjadi nitrat yang dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas dan tahap kedua adalah
proses oksidaasi enzimatik
nitrit menjadi nitrat yang
dilaksanakan oleh bakteri nitrobacter. Proses
oksidasi enzimatik perubahan ammonium menjadi nitrit dan
selanjutnya menjadi nitrat digambarkan sebagai berikut :
2NH4+ + 3O2 Nitrosomonas 2NO2- + 2H2O
+ 4H ++Energi
2NO2 + O2 Nitrobacter 2 NO3+ Energi
(Damanik, dkk, 2011).
Penggunaan proses
nitrifikasi dan ammox secara bersamaan untuk oksidasi amonium tentu akan lebih
efektif untuk menurunkan kadar amonium dibandingkan dengan hanya satu proses.
Proses nitrifikasi dapat berlangsung apabila proses perubahan amonium menjadi
nitrat ke nitrit berlangsung. (Nindrasari, dkk, 2010).
Nitrifikasi juga ditandai oleh suhu tanah, maksimal 30-350C
tetapi juga terjadi pada kondisi dingin, tingkat nitrifikasi juga dipengaruhi
oleh kelembaban tanah dan akan terjaga secara lemah pada tanah kering.
Menariknya nitrifikasi ditandai dengan proses oksidasi NH4+ ke NO3-
(Bardgett, 2005).
Kondisi tanah yang mempengaruhi proses nitrifikasi yaitu : 10
aerase yang harus pada satu tempat pada pengolahan tanah, 2) basa aktif yakni
pH <5 sangat mendukung akumulasi nitrat, 3) nisbah karbon nitrogen, 4) pupuk
yang berasal dari elemen – elemen bekas stimulasi (Wood, 1995).
Proses
nitrifikasi (perubahan ammonium menjadi nitrat) dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu aerasi, suhu, kelembaban, pH, pupuk dan nisbah karbon-nitrogen.
Pada faktor aerasi, karena bakteri nitrobakter adalah autotrop, maka proses
nitrifikasi hanya berlangsung bila ada oksigen. Proses nitrifikasi biasanya
berlangsung pada pH 5,5 hingga pH 10, dan pH optimum pada pH 8,5 (Damanik, dkk, 2011).
Sampai
saat ini masih banyak kelemahan penggunaan baik algae mikro maupun bakteri
nitrifikasi dan denitrifikasi autotrofik, diantaranya adalah laju
pertumbuhannya lambat dan tidak tahan pada konsentrasi NH3 tinggi,
sehingga perlu penelitian untuk mengembangkan algae mikro dan bakteri
nitrifikasi dan denitrifikasi yang mempunyai laju pertumbuhan yang cepat dan
tahan NH3 tinggi (Wood, 1995).
Dalam
telaah kesuburan tanah proses pengubahan nitrogen dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu mineralisasi senyawa nitrogen komplek, amonifikasi,
nitrifikasi, denitrifikasi, dan volatilisasi ammonium. Proses fiksasi
memerlukan energi yang besar dan enzim (nitrogenase) bekerja dan didukung oleh
oksigen yang cukup. Kedua faktor ini sangat penting dalam memindahkan N-bebas dan sedikit simbiosis oleh organisme
(Nindrasari, dkk, 2010)
Denitrifikasi
Denitrifikasi merupakan proses dimana nitrat dan nitrit direduksi
menjadi gas N2, yang pada akhirnya di lepas dari karbon cair. Proses
denitrifikasi yaitu :
Nitrat Nitrit Nitrit Oxide Nitrous Oxide
Dinitrogen Gas
Salah satu faktor yang mempengaruhi proses denitrifikasi adalah
lingkungan. Lingkungan yang tepat bagi bakteri denitrifikasi adalah lingkungan
dnegan kandungan oksigen yang rendah atau tidak ada oksigen pH 6,5 – 7,5 (Yuniasari, 2009).
Nitrat adalah
subjek untuk mereduksi di tanah, terutama pada tanah yang berdrainase buruk dan
rendah aerasinya. Proses ini dikenal sebagai denitrifikasi. Selama pereduksian
produk adalah gas nitrogen yang mana ia bisa hilang ke atmosfer. Nitrat reduksi
ditukar pertama kali dengan aktifitas mikroba walaupun beberapa senyawa kimia
tereduksi (Saraswati, dkk, 2007).
Seluruh daur nitrogen dijalankan oleh tumbuhan dan jasad renik
tanah, berarti oleh tanah beserta tumbuhan yang berasosiasi dengan tanah.
Reaksi nitrogen yang terlibat dalam daur nitrogen berlangsung dalam proses
reduksi, amonifikasi dan oksidasi biologi (Wood, 1995).
Denitrifikasi
adalah apabila tanah dalam keadaan tergenang, maka O2 terdesak
keluar dan proses berlangsung dalam keadaan anaerob. Beberapa mikroorganisme
seperti Pseudomonas, Bacillus dan Thiobacillusthioparus, Micrococcus dalam
keadaan demikian dapat mereduksi nitrat dan nitrit, memanfaatkan oksigennya
(Madjid, dkk, 2011).
Nitrat adalah subjek untuk
mereduksi di tanah, terutama pada tanah
yang berdrainase buruk dan rendah aerasinya. Proses ini dikenal sebagai
denitrifikasi. Selama pereduksian produk adalah gas nitrogen. Yang mana ia bisa
hilang ke atmosfer. Nitrat reduksi ditukar pertama kali dengan aktivitas
mikroba, walaupun beberapa senyawa kimia tereduksi (Yuniasari,
2009)
Umumnya, pembebasan nitrogen
atmosferik pada reduksi nitrat ini bergantung pada perubahan-perubahan dalam
potensi reduksi, reaksi pada media, juga nilai pH, kehadiran nitrit, dan sifat
atau dari sumber-sumber terjadinya karbon. Penting pula diperhatikan
perkembangan dari substansi-substansi tertentu yang terhambat. Penambahan KCN
pada suatu kulturasi Micrococcus afifican menghambat pembentukan nitrogen
Erlenmeyer, tingkat cair dalam proses reduksi, dalam hal ini yang diakui di
pengaruhi hiponitrit ke gas nitrogen, hiponitrit itu terpisah ke oksida dari
nitrogen (Saraswati, dkk, 2007)
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan
Pecobaan ini dilakukan di Laboratorium
Bioteknologi Pertanian Sub Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Medan pada ketinggian tempat ± 25 m di atas permukaan laut. Percobaan
dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 24 Mei
20113 pada pukul 08.00 WIB
sampai selesai.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang di gunakan dalam percobaan
ini adalah: 4 jenis tanah, sebagai bahan percobaan, Kapas
digunakan sebagai penyumbat botol infus agar tanah tidak tercecer. Air
untuk membersihkan botol infus dan botol aqua. Cling
warp untuk mengisolasi botol infus yang digunting Reagen
Nesstler sebagai indikator ada tidaknya nitrat pada tanah. KNO3
sebagai sumber nitrat pada percobaan.(NH4)2SO4
sebagai sumber ammonium pada proses nitrifikasi. Karet
gelang untuk mengikat plastik pembungkus pada botol infus dan aqua. Plastik
¼ Kg untuk membungkus botol infus dan botol aqua. Air
destilasi untuk menjenuhkan tanah pada perlakuan aerob. Glukosa
sebagai sumber karbohidrat pada proses nitrifikasi dan denitrifikasi. Tali
plastik untuk menyatukan botol-botol infus yang digantung. Botol
infus sebagai wadah tanah untuk percobaan. Aquadeat
sebagai pelarut tanah. Botol aqua ukuran 600 ml sebagai wadah tanah
dalam percobaan. Aqua cup sebagai wadah tanah dalam percobaan. Kertas
saring Whatman 42 untuk menyaring suspensi/larutan tanah. Label
nama untuk memberi tanda pada masing-masing perlakuan Selang
infus untuk mengalirkan suspensi tanah. Aluminium foil untuk membungkus labu ukur
yang berisi reagen Nestller. Kertas sebagai wadah dalam menimbang tanah.
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan
ini adalah: Timbangan
analitik untuk
menimbang bahan. Porselen sebagai wadah dilakukannya proses
nitrifikasi. Mangkuk timbang sebagai wadah bahan yang akan ditimbang.. Spatula/batang
pengaduk untuk mengaduk larutan. Gelas ukur untuk mengukur volume air
destilasi, Pipet volumetri untuk mengambil larutan tanah dan reagen
nesstler, Pipet
skala untuk mengukur larutan dan mengambil
larutan, Cutter
untuk memotong botol infus dan botol aqua. Erlenmeyer
sebagai wadah untuk melakukan penyaringan. Cawan
porseling sebagai wadah untuk meneteskan larutan hasil saringan. Corong
sebagai alat bantuan untuk mempermudah proses penyaringan. Pipet
tetes untuk meneteskan larutan pada cawan porselin. Selang
infus sebagai alat penghubung dalam melakukan penyaringan. Beaker
glass sebagai wadah reagen nestller, Botol kocok sebagai wadah suspensi larutan
tanah. Labu ukur sebagai wadah reagen Nestller. Ember sebagai tempat air untuk mencuci larutan, Botol
air sebagai tempat air yang sudah ditakar dan Botol semprot untuk menyemprot larutan.
Prosedur Percobaan
Periode I
-
Disediakan 4 botol aqua ukuran 600ml.
-
Dipotong botol aqua setengah bagian, diambil bagian bawah botol.
-
Diisi masing-masing botol dengan tanah yang berbeda sebanyak 100gr.
-
Ditambahkan KNO3 1 gr kedalam setiap botol aqua yang telah
berisi tanah.
-
Diaduk dengan menggunakan spatula.
-
Ditutup botol aqua dengan plastik yang telah dilubangi sebelumnya.
-
Diikat dengan menggunakan karet gelang.
-
Diinkubasi selama 1 (satu) minggu.
-
Ditambahkan aquades sampai kondisi jenuh.
-
Disaring larutan tanah dengan menggunakan kertas saring.
-
Diteteskan larutan pada cawan porselin.
-
Diteteskan reagennesttler sampai terjadi perubahan warna.
Periode II
-
Disediakan 2 buah aqua cup
-
Diisi masing-masing aqua cup dengan Tanah Helvetia untuk aqua cup pertama
dan Tanah Tanjung Gusta untuk aqua cup kedua, masing-masing sebanyak 25 gr
tanah.
-
Ditutup aqua cup dengan plastik yang telah dilubangi sebelumnya.
-
Diikat dengan menggunakan karet gelang.
-
Diinkubasi selama 1 minggu.
-
Ditambahkan aquadest sampai kondisi jenuh.
-
Disaring larutan tanah dengan menggunakan kertas saring.
-
Diteteskan larutan pada cawan parselin.
-
Diteteskan reagen Nesttler sampai terjadi perubahan warna.
Periode III
-
Disediakan 8 botol infus.
-
Disayat dengan menggunakan cutter pada bagian atasnya sepertiga bagian dan
separuh lingkaran.
-
Dimasukan kapas kedalam botol infus secukupnya.
-
Dimasukan tanah sebanyak 10 gr kedalam setiap botol dengan ketentuan:
a.
Botol infus 1&5 dimasukan tanah A
b.
Botol infus 2&6 dimasukan tanah B
c.
Botol infus 3&7 dimasukan tanah C
d.
Botol infus 4&8 dimasukan tanah D
-
Ditambahkan (NH4)2SO4 sebanyak 1 gr pada
botol infus ke 1, 2, 3, dan 4. Sedangkan botol lainya tanpa perlakuan.
-
Ditutup bagian botol yang terpotong dengan plastik.
-
Diikat plastik dengan menggunakan karet gelang.
-
Disatukan botol infus dengan menggunakan tali plastik, lalu digantungkan.
-
Diinkubasi selama 1 minggu.
-
Dipasang selang infus pada mulut botol infus.
-
Diteteskan larutan tanah pada cawan parselin.
-
Diteteskan reagen Nesttler sampai terjadi perubahan warna.
Periode IV
-
Disediakan 8 botol infus.
-
Dipotong setengah bagian botol infus.
-
Diisi botol infus bagian bawah yang berdiameter besar dengan tanah sebanyak
10 gr, dimana:
a.
Botol infus 1 dan 5 dimasukan tanah Marelan
b.
Botol infus 2 dan 6 dimasukan tanah Marendal
c.
Botol infus 3 dan 7 dimasukan tanah Kampus
d.
Botol infus 4 dan 8 dimasukan tanah Tembung
-
Pada botol infus ke 1 dan 3 diberi perlakuan aerob.
-
Pada botol infus ke 2 dan 4 diberi perlakuan anaerob dengan cara
menjenuhkan tanah dengan air dan ditutup botol infus dengan plastik tanpa
dilubangi.
-
Pada botol ke 5, 6, 7, dan 8 diberi perlakuan glukosa dengan menambahkan 1
gr glukosa pada masing-masing botol.
-
Pada botol ke 5 dan 7 diberi perlakuan aerob, maka tanah tidak dijenuhkan
tetapi diaduk rata antara tanah dengan glukosanya.
-
Pada botol infus ke 6 dan 8 diberi perlakuan anaerob.
-
Untuk perlakuan anaerob + glukosa, ditambahkan air destilasi hingga kondisi
jenuh, lalu ditutup botol dengan plastik dan tanpa dilubangi.
-
Diikat plastik dengan karet gelang.
-
Diberi label pada setiap botol sesuai dengan perlakuan masing-masing.
-
Ditambahkan aquadest sampai kondisi jenuh.
-
Disaring larutan tanah dengan menggunakan kertas saring.
-
Diteteskan larutan tanah pada cawan parselin.
-
Diteteskan reagen Nesttler sampai terjadi perubahan warna.
|
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari hasil
percobaan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel : Proses nitrifikasi dari beberapa perlakuan dari berbagai
jenis tanah.
No.
|
Contoh Tanah
|
Perlakuan
|
Hasil
|
Keterangan
|
1.
|
Kampus
|
KNO3 1 gram
|
-
|
Tidak
berubah
|
Kontrol 25 gr
|
-
|
Tidak
berubah
|
||
Non Urea
|
-
|
Tidak
berubah
|
||
Urea 1 gram (NH4)2SO4
|
-
|
Tidak
berubah
|
||
Aerob
|
-
|
Tidak
berubah
|
||
Glukosa 1 gram (aerob)
|
+
|
Kuning
|
||
2.
|
Marendal
|
KNO3 1 gram
|
-
|
Bening
|
Kontrol 25 gr
|
-
|
Bening
|
||
Non Urea
|
+
|
Kuning
|
||
Urea 1 gram (NH4)2SO4
|
+
|
Kuning
|
||
Aerob
|
+
|
Kuning
|
||
Glukosa 1 gram (aerob)
|
+
|
Kuning
|
||
3.
|
Marelan
|
KNO3 1 gram
|
-
|
Bening
|
Kontrol 25 gr
|
-
|
Bening
|
||
Non Urea
|
-
|
Bening
|
||
Urea 1 gram (NH4)2SO4
|
-
|
Bening
|
||
Aerob
|
+
|
Kuning
|
||
Glukosa 1 gram (aerob)
|
+
|
Kuning
|
||
4.
|
Tembung
|
KNO3 1 gram
|
-
|
Bening
|
Kontrol 25 gr
|
+
|
Kuning
|
||
Non Urea
|
-
|
Bening
|
||
Urea 1 gram (NH4)2SO4
|
+
|
Kuning
|
||
Aerob
|
-
|
Bening
|
||
Glukosa 1 gram (aerob)
|
-
|
Bening
|
Dari hasil
percobaan pada perlakuan KNO3 1 gram pada semua sampel tanah tidak
terjadi proses nitrifikasi. Pada perlakuan glukosa 1 gram (aerob) hanya pada
sampel tanah tembung yang tidak terjadi proses nitrifikasi. Pada sampel tanah
marendal proses nitrifikasi tidak terjadi hanya pada dua perlakuan yakni KNO3
1 gram dan kontrol 25 gram. Pada perlakuan non urea proses nitrifikasi
hanya terjadi pada sampel tanah Marendal. Perlakuan aerob terjadi proses
nitrifikasi pada tanah marendal dan tanah marelan.
Pembahasan
Dari hasil percobaan diketahui bahwa pada tanah kampus diperoleh
bahwa pada perlakuan Glukosa 1 gram (aerob) terjadi proses nitrifikasi. Hal ini
menunjukkan bahwa tanah kampus memiliki pH tanah yang netral, terlihat pada
saat ditetesi reagen nestler pada perlakukan Glukosa 1 gram (aerob) berubah
warna menjadi kuning. Sedangkan perlaukan yang lain pada sampel tanah yang sama
tidak terjadi perubahan warna. Hal ini sesuai dengan Damanik, dkk, (2011) yang
menyatakan bahwa nitrifikasi adalah proses oksidasi enzimatik perubahan senyawa
nitrat yang diberikan oleh bakteri berlangsung secara aerob.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa pada tanah marendal perlakuan
Non Urea, Urea 1 gr (NH4)2SO4, aerob, dan
glukosa 1 gr aerob terjadi proses nitrifikasi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
adanya nitrifikasi pada percobaan yang dilakukan disebabkan oleh berbagai hal,
diantaranya dalam perubahan amonia – nitrogen menjadi nitrat (NO3)
yang dibantu oleh bakteri autotrof. Hal ini sesuai dengan Saraswati, dkk.
(2007) yang menyatakan bahwa konversi perubahan amonia menjadi nitrit merupakan
tahap penentu dalam keseluruhan proses nitrifikasi, jika tahapannya berlangsung
maka terjadi proses nitrifikasi.
Pada tanah Marelan, terdapat proses nitrifikasi pada perlakuan
Aerob dan Glukosa 1 gram (aerob). Sedangkan pada perlakuan yang lainnya tidak
terjadi proses nitrifikasi. Hal ini menunjukkan bawah nitrifikasi dipengaruhi
oleh faktor – faktor seperti keadaan tanah, aerasi, suhu, rasio, C/N, dll. Hal
ini sesuai dengan Wood (1995) yang menyatakan bahwa kondisi tanah dapat
mempengaruhi proses nitrifikasi seperti suhu tanah, kondisi tanah, aerasi,
kelembaban, dll.
Pada contoh tanah Tembung proses nitrifikasi terjadi pada
perlakuan Kontrol 25 gram, Urea 1 gram (NH4)2SO4.
Hal ini menunjukkan bahwa pada tanah tembung terjadi perubahan amonia menjadi
nitrit yang kemudian terjadinya proses nitrifikasi. Hal ini sesuai dengan
Saraswati, dkk, (2007) yang menyatakan bahwa perubahan amonia menjadi nitrit
merupakan tahapan penentu ada tidaknya nitrifikasi pada suatu tanah.
Pada percobaan bakteri yang berperan dalam proses nitrifikasi
adalah nitrosomonas dan nitrobacter sedangkan bakteri yang berperan dalam
proses denitrifikasi adalah pseudomonas dan Thibacillus. Sesuai dengan
literature dari Damanik, dkk, (2011) bahwa tahap pertama nitrifikasi adalah
proses oksidasi ammonium oleh bakteri pseudomonas dan tahap kedua adalah proses
oksidasi enzimatik nitrit menjadi nitrat yang dilaksanakan oleh bakteri
nitrobacter.
Adapun prinsip percobaan nitrifikasi adalah menguji tanah dengan
menggunakan reagent nestler, diharapkan dapat mengindikasi terbentuknya nitrat
pada contoh melalui warna kuning yang ditujukan pada porselin. Perubahan warnaa
kuning disebabkan oleh proses dimana ammonium (NH4+)
dioksidasi menjadi nitrat (NO2-) dan menjadi nitrit (NO3-).
Sesuai dengan literature dari Damanik, dkk, (2011) yang menyatakan bahwa
nitrifikasi merupakan proses dimana ammonium (NH4+)
dioksidasi menjadi nitrat (NO2-) dan menjadi nitrat (NO3-).
Proses nitrifikasi dapat berlangsung dengan baik jika terdapat
factor penndukungnya seperti aerasi, suhu, kelembaban dan pemupukan. Sesuai
dengan literature dari Wood (1995) bahwa kondisi tanah yang mempengaruhi proses nitrifikasi yaitu
aerasi, suhu, kelembaban, basa aktif, pupuk, dan nisbah karbon
nitrogen.
Bakteri pseudomonas denitrificans merupakan bakteri yang berfungsi
dalam proses denitrifikasi. Bakteri ini mengubah nitrat menjadi nitrogen. Sesuai dengan literature
dari Damanik, dkk (2011) bahwa proses
reduksi nitrat menjadi nitrogen dilakukan oleh bakeri pseudomonas
denitrificans.
Dari percobaan dapat diketahui bahwa reaksi nitrifikasi
berlangsung dengan dua tahap. Sesuai dengan literature dari Damanik, dkk (2011)
bahwa nitrifikasi oleh jasad renik tanah yang berlangsung dalam dua tahap,
yaitu :
NH4+
+ 3/2 O2 Nitrosomonas NH2+ + 2H+
+ H2O + Energi
NO3-
+ 1/2 O2 Nitrobacter NO3- + Energi
Reaksi
denitrifikasi melibatkan bakteri pseudomonas denitrificans dan thibacillus
denitrificans baik heterotroph maupun autotroph. Bentuk umum dari reaksi
denitrifikasi yaitu :
2NO3- 2NO2- 2NO N2O N2
Sedangkan reaksi organisme heterotrophy yaitu :
C6H12O6
+ 4NO3-
Pseudomonas 6CO2
+ 6H2O +2N2+ E
Hal ini sesuai dengan literature dari Brady (1984) bahwa bentuk
umum dari reaksi nitrifikasi yaitu :
2NO3- 2NO2- 2NO N2O N2
Pada percobaan dengan perlakuan KNO3 1 gram tidak
terjadi proses nitrifikasi pada semua jenis contoh tanah. Hal ini terjadi
karena proses perubahan amonia menjadi nitrit terganggu oleh senyawa KNO3.
Hal ini sesui dengan Damanik, dkk, (2011) yang menyatakan bahwa proses nitrifikasi
berlangsung dengan dua tahapan yaitu oksidasi amonium jadi nitrat dan oksidasi
enzimatik nitrit menjadi nitra.
|
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.
Pada tanah Kampus terjadi
proses nitrifikasi pada perlakuan 1 gram (aerob) dan pada Tanah Marendal terjadi
proses nitrifikasi pada perlakuan Non Urea, Urea 1 gr (NH4)2SO4,
aerob, dan glukosa 1 gr (aerob).
2.
Pada tanah Marelan terjadi
proses nitrifikasi pada perlakuan Aerob dan Glukosa 1 gram (Aerob) dan pada
tanah Tembung terjadi proses nitrifikasi pada perlakuan Kontrol 25 gram dan
Urea 1 gr (NH4)2SO4.
3.
Faktor – faktor yang
mempengaruhi proses nitrifikasi adalah aerase, kondisi tanah, pH tanah,
kelembaban, suhu tanah dan C/N rasio.
4.
Pada perlakuan KNO3
tidak terjadi proses nitrifikasi karena KNO3 merupakan sumber nitrat
sehingga menghambat perubahan amonia menjadi nitrit.
5.
Prinsip percobaan pada
proses nitrifikasi adalah dengan menambahkan reagen nestler diharapkan setiap
perlakuan pada masing – masing contoh tanah terjadi perubahan warna menjadi
kuning pada cawan porselen.
Saran
Disarankan agar dalam melaksanakan praktikum dilakukan sesuai
dengan prosedur agar tidak terjadi kesalahan data yang mengakibatkan
ketidakakuratan hasil percobaan.
|
DAFTAR PUSTAKA
Bardgett, R. D. 2005. The Biology of Soil.Oxford University Press,
London.
Damanik, M.M.B., Hasibuan, B.E., Fauzi., Sarifuddin., Hanum, H.
2011. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press, Medan.
Nindrasari, G., V.I. Meitiniarti, J. C. Mangimbulude. 2010.
Pengurangan Amonium dengan Metode Nitrifikasi dan Anammox pada Air Lindi dari
Tempat Pembuangan Akhir Samah Jati Barang. [Skripsi] Universitas Kristen Satya
Wacana, Semarang.
Prajitno, D., D. Shiddieg, Tohari, S. Y. Jatmiko, dan J. Pramono.
2009. Efisiensi Pemupukan Urea pada Padi Sawah Melalui Rekayasa Pemanfaatan
Nitrat Inhibitor Alami. SPKPP, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Rosmarkam, A dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. PT
Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Salmah. 2004. Proses Nitrifikasi dan Denitrifikasi dalam
Pengelolaan Limbah. Electronic USU
repository. Diakses dari http://repository.usu.ac.id/index (3 Juni 2013).
Saraswati, R., E. Husen, dan R. D. M. Simanungkalit. 2007. Metode
Analisis Biologi Tanah. BBLSLP, Jakarta.
Sutanto, R. 2005. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. PT Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
Wood, M. 1995. Environmental Soil Biology. An Imprint of Chapman
& Hall, London.
Yuniasari, D. 2009. Pengaruh Pemberian Bakteri Nitrifikasi dan
Denitrifikasi serta Molase dengan C/N Rasio Berbeda terhadap Profil Kualitas
Air, Kelangsungan Hidup, dan Pertumbuhan Udang Vaname. [Skripsi] Fakultas
Kelautan dan Perikanan Insitut Pertanian Bogor, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar